IHSG ditutup melemah terbatas ke level 7,019.639 (-0.017%) pada perdagangan Jumat (2/12). Sejalan dengan pelemahan IHSG, mayoritas indeks regional berada di zona merah seperti KOSPI (-1.84%), Nikkei (-1.59%), ASX 200 (-0.72%), SSEC (-0.29%) dan HSI (-0.19%) pada perdagangan sore ini (2/12).
IHSG berpeluang rebound ke rentang pivot di 7030-7050 di Senin (5/12). Peluang tersebut didukung terbentuknya pola dragonfly doji pasca uji support 6980-7000 di Jumat (2/12). Bersamaan dengan pola tersebut, Stochastic RSI masih cenderung bergerak naik meninggalkan oversold area.
Sentimen positif paling utama berasal dari rebound nilai tukar Rupiah, terutama di Jumat (2/12). Nilai tukar Rupiah menguat 0.87% ke Rp15,425/USD di Jumat (2/12) sore. Penguatan tersebut masih terkait dengan konfirmasi Kepala The Fed, Jerome Powell bahwa The Fed akan mulai mengurangi kenaikan sukubunga acuan di Desember 2022.
Dari dalam negeri, inflasi turun ke 5.42% yoy di November 2022 dari 5.71% di Oktober 2022. Penurunan inflasi ini dinilai mengurangi tekanan bagi BI yang cukup agresif menaikan suku bunga acuan dalam beberapa bulan terakhir.
Untuk explore saham IHSG posisi End of Day/EOD tanggal 2 Desember 2022 sbb:

Dari beberapa emiten yang menunjukkan sinyal Buy, setidaknya ada 2 (dua) emiten yang layak dicermati utnuk perdagangan Senin tanggal 5 Desember 2022 yaitu $GDST dan $TOBA.


Emiten $GDST didukung prosentase volume Buy yang lumayan besar di hari Jumat tanggal 2 Desember 2022, berbeda dengan emiten $TOBA yang malahan prosentase volume Sell lebih dominan. Apakah karena didukung fakta bahwa hari Jumat biasanya para trader melakukan take profit?
Untuk itu mungkin kesempatan Buy di $TOBA dilakukan bila candle berhasil menembus EMA 65 (warna pink).
Selain 2 saham tersebut di atas, Trader dapat mencermati peluang maintain buy pada saham-saham perbankan berkapitalisasi besar, terutama jika pullback terjadi/berlanjut dalam jangka pendek.