Tangguh: Cirebon. Pasikutan: Gagah Merbhawani (berwibawa)

Warangka: Gayaman Surakarta kayu Timoho
Pamor Slewah yaitu dua motif berbeda namun menempati dua sisi wilah keris yang sama. Terdiri dari Pamor Wengkon Isen dan Wos Wutah.

Di bagian salah satu sor-soran terdapat Pamor Rojogundolo Tiban bermotif wajah/kepala Semar Kuncung.

Panjang wilah/pesi: 37,5 cm / 7 cm. Warangan baru.

Dentingan wilah nyaring pertanda matang tempa. Condong leleh sangat ekstrim (dengan filosofi menjadi manusia yang tidak sombong). Condong lelehnya lebih ekstrim daripada keris tangguh kulonan pada umumnya.

Bahan pamor dari Pasir Malelo khas Tangguh Cirebon/pesisir, sehingga nampak berkerlip (malelo = membara/bahasa Jawa).

Jalak Tilam Sari adalah salah satu dhapur keris yang disebut dalam Serat Centhini dimana mempunyai murad/makna: “Jangan berpisah dengan senjata anda baik dalam kondisi bangun atau tidur, maupun siang atau malam”. Kesimpulannya: kita harus tetap waspada dalam kondisi apapun.
Pamor Wengkon Isen dipercaya untuk perlindungan, menghindari godaan dan lebih hemat/terhindar sifat boros. Pamor Wos Wutah angsar untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya. Kedua pamor ini tidak pemilih.
Di salah satu sisi sor-soran terselip Pamor Tiban Rojogundolo wajah/kepala Semar Kuncung. Angsar tuah pamor Rojogundolo memberikan perlindungan bagi pemiliknya (misal menolak guna-guna, memindahkan makhluk halus, atau membersihkan rumah angker).

Semar Kuncung: meskipun rambutnya seperti anak-anak (berkuncung) namun dengan wajah tua bermakna Semar memiliki jiwa melayani setiap umat (tua maupun muda) tanpa pamrih sebagai wujud mengabdi kepada Tuhan.. Seperti halnya tokoh Semar sebagai abdi utama dari Pandawa tokoh pembela kebenaran di dunia pewayangan. Konon rambut kuncung Semar berjumlah 99 helai (melambangkan Asmaul Husna). Tak heran di kalangan pecinta Tosan Aji juga mempunyai koleksi Jimatan Semar Kuncung.
Bagian gonjo berpamor Mas Kumambang (angsar baik untuk pergaulan), dengan tambahan ricikan Kanyut di bagian buntutnya.

Pada umumnya keris Tangguh Cirebon ditujukan sebagai pusaka tayuhan yang lebih mengutamakan sisi isoteri sesuai dengan kuatnya pengaruh tasawuf pada waktu itu, yang disertai lahirnya tarekat Satariyah.
Termahar via Shopee