Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Cakar warna Biru. Filosofi motif Cakar adalah kemandirian dalam mencari rejeki.
Dipasangkan dengan Warangka adat Surakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Dipasangkan dengan Warangka adat Yogyakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Dipasangkan dengan Warangka Wulan Tumanggal dan Sandang Walikat
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang bisa merusak.
Kondisi ditutup, nampak tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor)
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain. Selama iklan ini tayang berarti persediaan masih ada.
Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Cakar warna Ungu. Filosofi motif Cakar adalah kemandirian dalam mencari rejeki.
Dipasangkan dengan Warangka Adat Surakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Dipasangkan dengan Warangka Adat Yogyakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Kondisi ditutup, nampak tali juga dari kain cinde (bukan tali kolor)
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang bisa merusak.
Dipasangkan dengan Warangka Wulan Tumanggal dan Sandang Walikat
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain. Selama iklan ini tayang berarti persediaan masih ada.
Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Rante warna Hitam. Filosofi motif Rante (Bahasa Indonesia = Rantai) adalah untuk mengikat, baik mengikat hubungan/relasi dengan pasangan, pelanggan atau hubungan bisnis.
Dipasangkan dengan Warangka adat Surakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Dipasangkan dengan Warangka Adat Yogyakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Kondisi ditutup dengan tali juga terbuat dari kain Cinde
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang dapat merusak.
Dengan warangka Wulan Tumanggal dan Sandang Walikat
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain. Selama iklan ini tayang berarti persediaan masih ada.
Keris dengan singep cinde diletakkan di dalam Lemari Pusaka
Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Cakar warna Hijau. Filosofi motif Cakar adalah kemandirian dalam mencari rejeki.
Singep Keris kain Cinde dengan Warangka Adat Surakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Singep Keris kain Cinde dengan Warangka Adat Yogyakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Dipasang dengan Warangka Wulan Tumanggal dan Sandang Walikat
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang bisa merusak.
Kondisi ditutup, tali terbuat juga dari kain Cinde (bukan tali kolor)
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain.
Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Cakar warna Merah. Filosofi motif Cakar adalah kemandirian dalam mencari rejeki.
Dengan warangka adat Yogyakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Dengan Warangka Adat Surakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Tali juga terbuat dari kain Cinde
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang bisa merusak.
Dengan warangka Sandang Walikat dan Wulan Tumanggal
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain.
Pusaka disandangkan warangka Gayaman Surakarta kayu Cendana Wangi iras/tanpa sambungan.
Pamor Wos Wutah, berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, dapat digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih.
Di bagian sor-soran bolak balik ada pamor Bawang Sebungkul yang dipercaya untuk rejeki/pengembangan modal. Cocok untuk pekerja di Bank dan pengembang modal/keuangan. Pamor ini juga tidak pemilih.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak halus.
Terdapat tindik logam warna kuning di dalam alur lipat tempa bagian pesi (lihat foto). Jenis logam belum diketahui, silahkan Anda menilai sendiri. Ukuran tindik logam ini termasuk kecil dan tersembunyi letaknya.
Tindik logam warna kuning di bagian pesi. Emas kah?
Pemberian tindik logam pada sebilah keris Pusaka tentu bukanlah tidak disengaja atau tanpa maksud. Tindik pada pesi dipercaya agar pemiliknya terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif, ada juga kepercayaan untuk meredam aura panas pusaka itu sendiri.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak halus
Nama dhapur keris Megantoro berasal dari kata Mego dan Antoro (keduanya Bahasa Jawa), yang secara harfiah mego artinya mega atau awan, dan antoro adalah antara atau batas. Menggambarkan awan ibarat seorang pemimpin yang posisinya selalu di atas, yang harus dapat mengayomi kepada bawahannya. Namun demikian harus diingat kekuasaan pemimpin di dunia ada batasnya/di atas langit masih ada langit, dan di saat yang sama harus lebih banyak bersyukur karena masih ada bumi di bawahnya (menggambarkan masih banyak orang yang tidak seberuntung kita baik secara karir/rejeki/posisi).
Keris Megantoro wajib dimiliki seorang Pemimpin
Belum lengkap rasanya apabila seorang kolektor keris belum memiliki pusaka Keris Megantoro, apalagi dhapur keris ini dipercaya untuk menimbulkan wibawa besar bagi yang berkecimpung di dunia politik, militer maupun pemerintahan.
Tombak Sepuh Sabit Abon kondisi sebelum dan sesudah diwarangi
Pamor dominan Wos Wutah berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, dapat digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih. Di salah satu sisi wilah terdapat pamor miring yaitu Pamor Wiji Semen, dengan tuah untuk melindungi dari guna-guna atau gangguan makhluk halus (lihat foto). Pamor miring tidak mudah dibuat, sehingga nilai maharnya relatif lebih tinggi dibandingkan pamor lain.
Di salah satu sisi wilah terdapat pamor Wiji Semen
Tombak ini merupakan unjuk kemampuan sang Empu dalam membuat karya yang berkualitas mengingat pamornya kombinasi mlumah (Wos Wutah) dan miring (Wiji Semen) dalam 1 (satu) wilah Tombak, dengan besi yang pulen berkualitas pula (lihat foto).
Besi nampak pulen, warna abu-abu kehijauan
Warangan baru (kondisi sebelum diwarangi ada di foto). Keluarnya pamor nyanak. Material besi bagus, dengan permukaan besi halus warna abu-abu kehijauan, kontur nggodhong pohung/gembung daun.
Tombak Sapit Abon yang terkenal Kanjeng Kyai Muntab
Tombak berdhapur Sapit Abon yang terkenal adalah milik Adipati Aryo Penangsang dari Jipang Panolan yang bergelar Kanjeng Kyai Muntab, yang digunakan untuk berperang melawan Sutawijaya di Sungai Bengawan Solo.
Dimaharkan dalam kondisi ligan (tanpa warangka dan landheyan)
Panjang wilah/pesi: ± 24,5 cm/ ± 8 cm.
Dimaharkan dengan kondisi ligan (tanpa warangka maupun landheyan), sesuai kondisi yang didapatkan dari lokasi desa. Bila menghendaki diberi warangka/tutup tombak atau landheyan silahkan chat lebih lanjut (mahar menyesuaikan).
Sarung pembungkus warangka keris atau singep terbuat dari Kain Cinde motif Rante. Filosofi motif Rante (Bahasa Indonesia = Rantai) adalah untuk mengikat, baik mengikat hubungan/relasi dengan pasangan, pelanggan atau hubungan bisnis.
Dengan Warangka Adat Yogyakarta
Cocok untuk segala jenis Warangka Keris dari adat Surakarta, Yogyakarta, Wulan Tumanggal, Sandang Walikat maupun jenis Warangka Keris luar Jawa (Melayu, Palembang, Sumatera, Lombok, Bugis dll).
Dengan Warangka Adat Surakarta
Tali juga terbuat dari kain Cinde (bukan tali kolor) sehingga tampak elegan dan mriyayeni.
Kondisi saat ditutup
Silahkan lengkapi perabot pusaka anda dengan sarung warangka keris ini agar warangka terhindar dari kemungkinan tergores, terbentur, kena debu dan sebab lain yang dapat merusak.
Murah namun tidak murahan. Juga tersedia warna lain, silahkan cek di item barang/persediaan warna lain. Selama iklan ini tayang berarti persediaan masih ada.
Pasikutan: wingit namun tetap terlihat berwibawa/merbhawani
Tutup Tombak: Gaya Yogyakarta (telah diperbaiki dan plitur ulang dari kondisi saat ditemukan di lokasi/desa, bisa dicek di foto). Dimaharkan tanpa landheyan.
Tutup tombak gaya Yogyakarta telah diperbaiki dan diplitur ulang
Warangan baru.
Foto sebelum dan sesudah diwarangi
Pamor: Kelengan atau Pengawak Waja, dengan angsar/tuah yaitu membuat pemiliknya berpikir dan bersikap lebih bijaksana.
Nilai plus pamor kelengan sebagai pusaka TINDIH
Tombak/keris berpamor kelengan/pengawak waja lebih mengutamakan kematangan tempa dan kesepurnaan aspek garap. Bahkan juga memiliki kekuatan isoteri lebih multifungsi dibanding tosan aji berpamor. Yaitu sebagai alternatif pusaka TINDIH, dimana secara mata batin, watak, karakter, perbawa dari pusaka TINDIH dapat menjadi pamomong bagi tosan aji lainnya.
Foto kondisi dari lokasian/desa, sangat tidak terawat
Panjang wilah/pesi: 23,5 cm / 12,5 cm.
Di antara keluarga tombak Biring, tombak berdhapur Biring Sumben tidak banyak dijumpai/langka. Kebanyakan tombak biring yang beredar di kalangan pecinta tosan aji adalah Biring Jaler/Lanang maupun Biring Estri/Wadon.
Tombak Biring Sumben mempunyai ricikan wilahnya lurus, sogokan rangkap di bagian sor-soran dan memakai odo-odo yang jelas dan membujur di tengah wilah sehingga menambah kesan berotot. Pada jaman dahulu tombak Biring Sumben banyak dipakai oleh pasukan berkuda/kavaleri, panglima perang, maupun dipegang orang yang profesinya perlu ketegasan (penegak hukum, penjaga keamanan).
Beberapa titik nampak aus karena usia dan berlubang kecil/combong
Di beberapa titik wilah mengalami korosi alami dan berlubang kecil/combong di bagian sekitar panetes dan methuk (lihat foto yang tersedia).
Tombak ini ini sangat pantas melengkapi koleksi anda karena selain langka/tidak banyak dijumpai, juga bersifat multifungsi yaitu dapat menjadi alternatif pusaka keris TINDIH mengingat harga/mahar pusaka TINDIH bertangguh kuno/super tua (Kabudhan, Singhasari, Jenggala, Kahuripan, Dahanapura) sangatlah mahal.