Jenis Warangka Keris

Warangka adalah semacam pelindung, sarung atau pengaman untuk menyimpan bilah/wilah keris, tombak, pedang atau senjata lainnya. Sebutan warangka keris biasanya dipakai di Pulau Jawa, Madura dan beberapa wilayah lain di Indonesia.

Secara umum, warangka keris terbuat dari kayu, namun juga ada yang terbuat dari gading gajah, fiberglass, tanduk, atau taring ikan duyung/dugong. Biasanya warangka keris dibuat indah, dan bahkan juga dapat menunjukkan status sosial pemiliknya, karena bisa jadi beberapa bagian warangka keris tersebut terbuat dari bahan pilihan yang indah dan istimewa atau sudah langka.  Sebagai contoh di kalangan bangsawan atau orang berada, warangka keris biasanya dihias lagi dengan lapisan emas atau perak di bagian pendok, batu permata atau berlian dan lapisan emas di bagian mendak atau selut.  

Warangka dan perabot keris yang lain hampir sama pentingnya dengan wilah/bilah keris itu sendiri. Keris ligan/bilah keris telanjang tanpa warangka, tidak dapat disebut sebagai keris dalam pengertian yang utuh. Sebaliknya, warangka saja tanpa bilah/wilah bukanlah keris.

Di daerah Surakarta maupun Yogyakarta, terdapat 4 (empat) macam bentuk warangka yang pokok yaitu:

  1. Warangka Sandhang Walikat
  2. Warangka Wulan Tumanggal
  3. Warangka Gayaman
  4. Warangka Ladrang/Branggah

Dari keempat bentuk warangka tersebut di atas, warangka Sandhang Walikat diperkirakan sebagai bentuk warangka yang paling tua. Setelah itu muncul warangka Wulan Tumanggal. Kemudian terjadi lagi  penyederhanaan bentuk menjadi warangka Gayaman. Sebaliknya, sebagai peningkatan bentuk warangka Wulan Tumanggal, dibuatlah warangka Ladrang atau Branggah yang lebih gagah dan tampan.

Sandang Walikat dari kayu Telasih, Sonokeling dan Cendana Jawa

Adapun penggunaannya juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yaitu apabila keris dibawa dalam perjalanan jauh biasanya memakai warangka Sandhang Walikat.

Warangka Wulan Tumanggal dari kayu Timoho

Apabila keris dipakai untuk kegiatan sehari-hari memakai  Warangka Gayaman. Namun apabila keris digunakan dalam upacara adat atau upacara Keraton maka memakai sandangan Warangka Ladrang atau Branggah.

Warangka Keris Gayaman Surakarta terbuat dari kayu Trembalo

Sehingga tidak heran 1 (satu) wilah/bilah keris dapat mempunyai warangka Sandhang Walikat, Gayaman maupun Ladrang/Branggah. Istilahnya ketiganyanya untuk diisi 1 (satu) wilah/bilah keris yang sama disebut “warangka wayuhan”.

Meskipun bentuk dasar warangka pada umumnya sama di berbagai daerah, namun dengan adanya berbagai pengaruh budaya setempat, hampir tiap daerah memiliki ciri khas warangka tersendiri. Kerajaan atau kekuasaan yang pernah ada di suatu daerah memberikan pengaruh terhadap perkembangan bentuk warangka di daerah tersebut. Itulah sebabnya di berbagai wilayah Indonesia banyak dikenal berbagai  gaya warangka misalnya gaya Surakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Madura, Bali, Bugis, Sumatera Barat, Palembang dan lain-lain.

Warangka Branggah Yogyakarta dari kayu Trembalo

Untuk diketahui, baik pakem Surakarta maupun Yogyakarta memiliki beberapa perbedaan gaya warangka baik gayaman maupun ladrang/branggah. Dan bukan hanya tentang gaya, namun peringkat pemilihan kayu bahan warangka ditinjau dari sudut teknis maupun estetika mulai paling yang utama hingga sedang mempunyai perbedaan di kedua daerah tersebut, walaupun keduanya merupakan penerus trah Mataram Islam.

Untuk pakem bahan kayu warangka gaya Surakarta adalah sebagai berikut:

  1. Cendana wangi/ Santalum album
  2. Timoho/ Kleinhovia hospital
  3. Trembalo/ Dysoxylum acutangulum
  4. Mentaos/ Drypetes ovalis
  5. Mindi/ Melia azedarach
Warangka Ladrang dan Gayaman Surakarta dari kayu Cendana Wangi

Kayu Mentaos dan Mindi hanya dipilih untuk warangka yang akan disungging, yaitu diberi gambar dan diberi cat dan prada emas. Kedua jenis kayu tersebut berbobot ringan, berserat halus, tidak terlalu keras dan mudah dibentuk. Warangka sunggingan lebih banyak ditemui di daerah Surakarta daripada Yogyakarta. Adapun motif dan pola hiasan sunggingan antara lain: alas-alasan, modang, taman sari dan poleng.

Warangka Ladrang dan Gayaman Surakarta dari kayu Timoho

Untuk pakem bahan kayu warangka gaya Yogyakarta adalah sebagai berikut:

  1. Timoho/ Kleinhovia hospital
  2. Trembalo/ Dysoxylum acutangulum
  3. Cendana wangi/ Santalum album
  4. Kemuning/ Murraya paniculata
Warangka Gayaman Yogyakarta dari kayu Timoho

Namun demikian, berdasarkan info valid sumber Keraton Yogyakarta, diketahui keris pusaka utama Kanjeng Kyai Ageng/KKA. Kopek, ternyata mempunyai warangka dari kayu Cendana wangi, bukan dari kayu Timoho. Apakah karena dulunya keris tersebut berasal dari pemberian Susuhunan Paku Buwono III raja Mataram Surakarta, pasca perjanjian Giyanti tahun 1755? Wallahu a’lam bishawab…

Warangka Gayaman Yogyakarta dari kayu Kemuning

Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek disebut pusaka utama Keraton Yogyakarta, kerena begitu Sultan Hamengku Buwono yang baru bertahta, pusaka keris yang dikenakannya adalah Kanjeng Kyai Ageng Kopek.

Sampai di sini dulu pembahasan tentang warangka keris, SELAMAT HARI KERIS NASIONAL 25 NOVEMBER 2022, JAYALAH KERIS INDONESIA…..

Translate »